Senin, 21 Desember 2009

Tugas Kesment

1. PENDAPAT ALLPORT DALAM MEMBAHAS MANUSIA


Kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma dan konflik masa kanak-kanak. Orang neurotis terikat pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak tetapi orang yang sehat, bebas dari paksaan masa lampau. Pandangan orang yang sehat adalah ke depan, peristiwa kontemporer, yang akan dating dan tidak mundur kepada peristiwa masa kanak-kanak.
Allport berpendapat bahwa kepribadian yang sehat tidak dibimbing oleh kekuatan-kekuatan tak sadar atau pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, malahan kita didorong lebih oleh rencana-rencana untuk masa depan. Segi sentral dari kepribadian kita adalah intensi kita yang sadar dan sengaja, yakni; harapan-harapan, aspirasi-aspirasi dan impian-impian.
Manusia yang sehat memiliki kebutuhan terus-menerus akan variasi, akan sensasi-sensasi dan tantangan baru, mereka mencari pengalaman, mengambil resiko, berspekulasi dan menyelidiki hal-hal baru. Allport percaya bahwa hanya melalui pengalaman-pengalaman dan risiko-risiko yang dapat membuat manusia bertumbuh. Konsepsi Allport tentang kepribadian sehat adalah dimana seseorang tidak dapat mencapai tujuan dan cita-citanya.


2. SEBUTKAN DAN JELASKAN CIRI2 KEPRIBADIAN YANG MATANG MENURUT ALLPORT



Terdapat 7 kriteria kematangan menurut Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat :
1. Perluasan Perasaan Diri
Ketika orang menjadi matang, dia mengembangkan perhayian-perhatian di luar dirinya tetapi tidak cukup hanya berinteraksi pada seseorang saja, orang harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh. Orang harus meluaskan diri ke dalam aktivitas. Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas atau orang, maka dia semakin sehat secara psikologis serta diri menjadi tertanam dalam aktivitas yang penuh arti dan aktivitas ini menjadi perluasan perasaan diri.
2. Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang lain
Allport membedakan 2 macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain: kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang tua, anak, partner dan teman akrab, ini adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkembang dengan baik. Cinta dari orang yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.
3. Keamanan Emosional
Sifat dari kepribadian yang sehat meliputi penerimaan diri, yakni, mampu menerima semua segi dari mereka, termasuk kelemahan dan kekurangan tanpa menyerah secara pasif pada kelemahan dan kekurangan. Kepribadian yang sehat mengontrol emosinya sehingga tidak menganggu aktivitas antar pribadi, bukan merupakan represi tetapi diarahkan kembali ke dalam saluran-saluran yang lebih konstruktif.
4. Persepsi Realistis
Orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif sedangkan orang neurotis harus mengubah realitas sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan ketakuatn mereka sendiri. Orang yang sehat menerima realitas sebagaimana adanya.
5. Ketrampilan-ketrampilan dan Tugas-tugas
Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen dan keterampilan-keterampilan.
6. Pemahaman Diri
Pengenalan diri yang memadai menuntut pemahaman tentang hubungan atau perbedaan antara gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan sesungguhnya. Semakin dekat gagasan tersebut, maka individu juga semakin matang. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang-orang lain dalam merumuskan suatu gambaran diri yang objektif.
7. Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang serta mempunyai perasaan akan tujuan, tugas untuk bekerja sampai selesai, memberi kontinuitas bagi kepribadian mereka. Allport menekankan bahwa nilai sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan.

3. CIRI2 ORANG YANG BERFUNSI SEPENUHNYA MENURUT ROGERS


1. Keterbukaan pada Pengalaman
Keterbukaan pada pengalaman adalah lawan dari sikap defensive. Setiap pendirian dan perasaan yang berasal dari dalam dan luar disampaikan ke system syaraf organisme tanpa distorsi atau larangan. Kepribadian adalah fleksibel, tidak hanya menerima pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tetapi juga menggunakannya dalam membuka kesempatan-kesempatan persepsi dan ungkapan baru. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat dikatakan lebih “emosional”, yakni mengalami banyak emosi yang bersifat positif dan negative (baik kegembiraan atau kesusahan).
2. Kehidupan Eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya tidak memiliki diri berprasangka atau tidak harus mengontrol emosi atau memanipulasi pengalaman-pengalaman, sehingga bebas berpartisipasi di dalamnya. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat menyesuaikan diri karena struktur diri terus terbuka kepada pengalaman baru dan kepribadian tersebut tidak kaku atau tidak dapat diramalkan.
3. Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri
Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat bertindak menurut impuls-impuls yang timbul seketika dan intuitif. Dalam tingkah laku banyak spontanitas dan kebebasan, tetapi tidak sama dengan bertindak terburu-buru atau sama sekali tidak memperhatikan konsekuensi-konsekuensinya, maka orang yang sehat percaya akan keputusan mereka seperti mereka percaya akan diri mereka sendiri.
4. Perasaan Bebas
Orang yang berfungsi sepenuhnya memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya, tidak diatur oleh tingkah laku, keadaan atau peristiwa-peristiwa masa lampau.
5. Kreativitas
Semua orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Menurut Rogers, orang-orang yang berfungsi sepenuhnya memiliki kreativitas dan spontanitas untuk menaggulangi perubahan-perubahan traumatis sekalipun, seperti dalam pertempuran atau bencana-bencana alamiah.



4. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN SELF MENURUT ROGERS


Self-concept mengambarkan dia akan menjadi siapa atau mungkin ingin menjadi siapa. Secara khusus bagaimana diri itu berkembang apakah menjadi sehat atau tidak, tergantung pada cinta yang diterima oleh anak dalam masa kecil. Dalam proses perkembangan diri, anak memerlukan kebutuhan cinta dan kebutuhan tersebut disebut positive regards.
Positive regards adalah suatu penghargaan yang diterima oleh anak melalui rasa cinta dan ksih sayang tetapi anak akan menjadi kecewa bila mendapatkan celaan dan kurang rasa cinta dan kasih sayang.
Self-concept sangat dipengaruhi oleh peranan ibu yang memberikan positive regards atau celaan. Anak mengharapkan bimbingan tingkah laku dari orang lain bukan dari dirinya sendiri. Anak yang merasa kecewa membutuhkan positive regards yang kuat dan mengerahkan energi serta pikiran. Situasi ini menegmbangkan “penghargaan positive bersyarat”(conditional positive regards), ini berarti anak merasakan perasaan harga diri hanya pada syarat-syarat tertentu. Anak menjadi defensive yang sewaktu-waktu terjadi kecemasan, sebagai akibat sikap defensive kebebasan individu terbatas, kodrat yang sejati tidak dapat diungkap sepenuhnya. Diri tidak dibiarkan beraktualisasi sepenuhnya karena individu tidak dapat berinteraksi sepenuhnya dan terbuka dengan lingkungan, maka mereka mengembangkan “ketidakharmonisan”, dengan kata lain mereka tidak dapat mengembangkan kepribadian-kepribadian yang sehat.
Kita sudah membicarakan perkembangan kepribadian yang tidak sehat, maka sekarang kita akan membahas perkembangan kepribadian yang sehat.
Syarat utama kepribadian sehat adalah “penghargaan positive tanpa syarat”(unconditional positive regards). Hal ini berkembang apabila ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan bagaimana anak bertingkah laku. Anak-anak yang bertumbuh dengan perasaan unconditional positive regards tidak akan mengembangkan syarat-syarat penghargaan, dia dapat mengambil bagian dalam kehidupan dengan bebas dan sepenuhnya. Diri adalah dalam dan luas, karena diri itu mengandung semua pikiran dan perasaan yang mampu diungkapkan orang itu dan diri juga fleksibel dan terbuka kepada pengalaman baru serta tidak ada bagian dari diri yang dilumpuhkan atau terhambat dalam ungkapannya.
Orang ini bebas dalam mengaktualisasi diri dan mengembangkan seluruh potensinya dan dapat maju ke tujuan terakhir, yakni menjadi orang yang berfungsi sepenuhnya.


5. PERKEMBANGAN PROFORIUM SEBAGAI DASAR PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN YANG SEHAT



Proprium merupakan suatu prasyarat suatu kepribadian yang sehat. Proprium berkembang dari masa bayi sampai adolesensi, dimana terdapat 7 tingkatan yang masing-masing berkembang sesuai tahapannya, yakni:
· “Diri” jasmani
· Identitas diri
· Harha diri
· Perluasan diri
· Gambaran diri
· Diri sebagai pelaku rasional
· Perjuangan proprium
Dengan berkembangnya 7 tingkatan tersebut, intensitas, aspirasi, dan harapan mendorong kepribadian yang matang.
Tingkatan tersebut sangat penting untuk kepribadian yang sehat namun jika terjadi suatu kegagalan dalam tingkatan tersebut akan melumpuhkan tingkat berikutnya dan menghambat intregasi harmonis dalam proprium.


6. PERANAN POSITIF REGARDS DALAM KEPRIBADIAN INDIVIDU


Positive regards sangat dibutuhkan agar individu mempunyai kepribadian yang sehat. Pada waktu “diri” sedang berkembang maka anak juga belajar membutuhkan cinta dan kebutuhan tersebut, disebut positive regards. Setiap anak terdorong untuk mencari positive regards tetapi tidak setiap anak menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan tersebut. Anak akan puas jika dia menerima kasih sayang, cinta dan persetujuan dari orang lain namun jika dia kurang mendapat cinta dan kasih sayang serta mendapatkan celaan, maka dia akan merasa kecewa.




SCHULTZ D. 1991. PSIKOLOGI PERTUMBUHAN; MODEL-MODEL KEPRIBADIAN SEHAT. Yogyakarta: Kanisius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar